
Asosiasi yang beralamat di bad.org.uk ini memperingatkan para dokter tentang apa yang disebut dermatitis ponsel. Penyakit ini adalah ruam yang berkembang diwajah atau dijemari akibat kontak berulang dengan ponsel yang mengilat.
Menurut BAD, setelah kontak yang agak lama, nickel alloy di handset dan kipet ponsel dapat menyebabkan kulit memerah dan gatal. Biasanya, di pipi atau wilayah telinga penderita menjadi merah, dan muncul ruam-ruam yang gatal setelah berlama-lama menggunakan ponsel (akibat headset bergesekan dengan wajah). Ruam-raum itu bahkan dapat menyebar ke jari-jemari mereka yang getol SMS-an.
Dalam situsnya, BAD menuduh headset yang harganya lebih mahal sebagai biang kerok. “Penyelidikan yang lebih teliti mengungkapkan bahwareaksi itu disebabkan nikel dalam headset ponsel, khususnya di model yang paling cantik,” begitu tulis BAD.
Hampir 50%
Pada study yang dirilis lebih dahulu , para dokter di AS melakukan pengujian terhadap nikel di 22 headset populer dari 8 produsen, dan mendapatkan sepuluh diantaranya memang mengandung nikel. Artinya, hampir 50% produk yang telah beredar dapat membahayakan kulit kita!
“hampit setengah dari ponsel yang kami spot tasted itu mengandung nikel bebas. Tombol-tombol menu, logo dekoratif di headset dan bingkai metalik disekitar layar LCD adalah tempat (nikel) yang paling umum. Headset dengan desain yang lebih memikat seringkali memiliki akses metalik dan casing-nya lebih mungkin mengandung nikel bebas, “kata Dr. Lionel Bercovitch (salah satu penulis study dari Brown University, Rhode Island).
Sementara itu BAD mengatakan bahwa 30% penduduk Inggris menderita alergi terhadap nikel. Terutama perempuan, lebih mudah terjangkit dermatitis ponsel karena kulit mereka sudah sensitif terhadap nikel yang berasal dari perhiasan.
0 komentar:
Post a Comment