Katak pencakar asal Afrika ternyata memiliki kesamaan yang tak pernah terbayangkan berdasarkan urutan genetis terbaru. Secara mengejutkan katak jenis ini memiliki banyak kesamaan dengan genetika manusia.
Katak ini berlendir, tipe bulat gemuk dengan nama ilmiah Xenopus Tropicalis. Ini pertama kalinya genetika amfibi diurutkan. Peneliti mengatakan bahwa hasil penelitian ini merupakan langkah besar tidak hanya bagi pemahaman soal katak tetapi juga tentang sejarah kehidupan.
“Begitu banyak binatang berbulu telah diurutkan namun hanya sedikit dari beberapa tergolong vertebrata,” jelas pemimpin studi ini, Richard Harland, ahli biologi di University of California, Berkeley.
“Ini termasuk di dalam katalog lengkap dari gen Xenopus, termasuk di dalamnya berkaitan dengan manusia, tikus dan ayam. Berarti membantu memahami kembali nenek moyang vertebrata,” imbuhnya.
Saat ini, lebih dari 175 organisme memiliki informasi genetis mereka secara berurutan. Namun ini hanyalah setitik dari ribuan jenis kehidupan di seluruh dunia. Faktanya, kebanyakan makluk di bumi memiliki kesamaan satu sama lain.
Ketika ilmuan membandingkan wilayah di sekitar gen spesifik dari genus katak dengan genus ayam dan manusia di wilayah yang sama, mereka menemukan kenyataan yang mengejutkan. Muncul kesamaan dengan indikasi tingginya level konservasi organisasi atau struktur dalam kromosom (paket DNA dalam sel).
“Ketika Anda melihat segmen dari genetika Xenopus, maka anda dapat melihat struktur berusia 360 juta tahun dari bagian genetika semua nenek moyang terakhir termasuk burung, katak, dinosaurus dan mamalia yang pernah menjelajahi bumi,” ujarUffe Hellsen dari Joint Genome Institute, Department of Energy di Walnut Creek, California.
“Arkeologi kromosom membantu kita memahami sejarah evolusi dan mengajarkan kita bagaimana materi genetis telah disusun kembali untuk menciptakan genetika mamalia yang saat ini ada ataupun juga genetika amfibi.”
Setidaknya 1.700 gen dari kodok pencakar Afrika memiliki kesamaan dengan genetika manusia berdasarkan kaitannya dengan penyakit spesifik seperti kanker, asma dan penyakit jantung.
Jadi penemuan ini mungkin dapat menjadikan katak sebagai uji coba yang membantu para dokter mempelajari lebih lanjut soal bagaimana menyembuhkan kesehatan manusia di masa mendatang. Genetika baru ini akan membuat spesies katak begitu berguna bagi penelitian dan kedokteran masa depan.
“Memiliki daftar genetika ini membuat Xenopus sangat berfungsi bagi studi lebih lanjut dari organisasi genetis, regulasi serta fungsinya,” ungkap Jacques Robert, ahli imunologi dari University of Rochester Medical Center di Rochester, New York.
Katak ini berlendir, tipe bulat gemuk dengan nama ilmiah Xenopus Tropicalis. Ini pertama kalinya genetika amfibi diurutkan. Peneliti mengatakan bahwa hasil penelitian ini merupakan langkah besar tidak hanya bagi pemahaman soal katak tetapi juga tentang sejarah kehidupan.
“Begitu banyak binatang berbulu telah diurutkan namun hanya sedikit dari beberapa tergolong vertebrata,” jelas pemimpin studi ini, Richard Harland, ahli biologi di University of California, Berkeley.
“Ini termasuk di dalam katalog lengkap dari gen Xenopus, termasuk di dalamnya berkaitan dengan manusia, tikus dan ayam. Berarti membantu memahami kembali nenek moyang vertebrata,” imbuhnya.
Saat ini, lebih dari 175 organisme memiliki informasi genetis mereka secara berurutan. Namun ini hanyalah setitik dari ribuan jenis kehidupan di seluruh dunia. Faktanya, kebanyakan makluk di bumi memiliki kesamaan satu sama lain.
Ketika ilmuan membandingkan wilayah di sekitar gen spesifik dari genus katak dengan genus ayam dan manusia di wilayah yang sama, mereka menemukan kenyataan yang mengejutkan. Muncul kesamaan dengan indikasi tingginya level konservasi organisasi atau struktur dalam kromosom (paket DNA dalam sel).
“Ketika Anda melihat segmen dari genetika Xenopus, maka anda dapat melihat struktur berusia 360 juta tahun dari bagian genetika semua nenek moyang terakhir termasuk burung, katak, dinosaurus dan mamalia yang pernah menjelajahi bumi,” ujarUffe Hellsen dari Joint Genome Institute, Department of Energy di Walnut Creek, California.
“Arkeologi kromosom membantu kita memahami sejarah evolusi dan mengajarkan kita bagaimana materi genetis telah disusun kembali untuk menciptakan genetika mamalia yang saat ini ada ataupun juga genetika amfibi.”
Setidaknya 1.700 gen dari kodok pencakar Afrika memiliki kesamaan dengan genetika manusia berdasarkan kaitannya dengan penyakit spesifik seperti kanker, asma dan penyakit jantung.
Jadi penemuan ini mungkin dapat menjadikan katak sebagai uji coba yang membantu para dokter mempelajari lebih lanjut soal bagaimana menyembuhkan kesehatan manusia di masa mendatang. Genetika baru ini akan membuat spesies katak begitu berguna bagi penelitian dan kedokteran masa depan.
“Memiliki daftar genetika ini membuat Xenopus sangat berfungsi bagi studi lebih lanjut dari organisasi genetis, regulasi serta fungsinya,” ungkap Jacques Robert, ahli imunologi dari University of Rochester Medical Center di Rochester, New York.
0 komentar:
Post a Comment